Penguatan Karakter dan Pengembangan Kompetensi Sosial Emosional Siswa SDN 1 Timuhun melalui Permainan Tradisional Bali dan Praktik Magibung
Banjarangkan, SDN 1 Timuhun - Ki Hadjar Dewantara (KHD) menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman yaitu “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)
Jika dilihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan abad 21, namun dalam konteks kodrat alam yang perlu diperhatikan yaitu konteks lokal sosial budaya dimana siswa kita tinggal. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pada jeda semester II tahun pelajaran 2022/2023 dilaksanakan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan budaya dan tradisi yang ada di Bali yaitu melakukan permainan tradisional Bali dan praktik magibung.
Permainan tradisional Bali yang dimainkan siswa kelas 1-6 yaitu dipilih sendiri berdasarkan kesepakatan kelas masing-masing. Beberapa permainan yang dipilih siswa yaitu meong-meong, curik-curik, nyen dorine, dan permainan tajog. Guru memandu siswa melakukan permainan dan refleksi.
Selain bermain permainan tradisional Bali, siswa SD Negeri 1 Timuhun diajak praktik magibung. Magibung merupakan tradisi makan bersama dalam satu wadah yang ada dalam kehidupan masyarakat Bali. Dalam prosesi magibung 1 kelompok terdiri dari 4-8 orang. Namun, dalam praktik dikondisikan sesuai dengan kondisi siswa. Beberapa hal yang ditekannya dalam praktik magibung yaitu tidak boleh mendahului mencuci tangan atau bangun sebelum semua selesai makan dan pada saat makan tidak boleh menaruh sisa-sisa suapan di atas nasi yang sedang dinikmati.
Nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada kegiatan melakukan permainan tradisional dan praktik magibung yaitu meningkatkan kecintaan pada budaya bangsa, rasa kekeluargaan, sosial, gotong-royong, dan rasa saling menghargai satu dengan lainnya. Selain itu, praktik tersebut sebagai upaya pengembangan 5 kompetensi sosial dan emosional siswa yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Berikut dokumentasi kegiatannya:
Senin, 13 Maret 2023
0 Komentar